Profil Singkat Negara Bulgaria
Bulgaria atau
Republik Bulgaria adalah sebuah negara di Eropa Timur yang ber-ibu kota di
Sofia dan menggunakan bahasa Bulgaria untuk kehidupan masyarakatnya. Bulgaria
berbatasan dengan lima negara yaitu Rumania di utara, Serbia dan Republik
Makedonia di barat, Yunani dan Turki berbatasan di sebelah selatan dan bagian
timur Bulgaria berbatasan dengan Laut Hitam.
Luas total
Bulgaria adalah 110.994 km² yang menjadikan Bulgaria negara terluas ke-16 di Eropa.
Dengan total penduduk 7.351.234 orang (tahun
2011), Bulgaria memiliki 3,2 juta tenaga kerja usia
produktif. Pada tahun 2014 perkiraan penduduk Bulgaria turun
menjadi 7.202.198. Pada abad ke-7 masehi Bulgaria merupakan Kekaisaran yang
meliputi sebagian besar Balkan (Eropa bagian tenggara) dan menjadi pusat
kebudayaan bangsa Slavia. Seiring dengan kemunduran Kekasairan Bulgaria Kedua
(1185-1422), wilayah Bulgaria menjadi di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah
selama lima abad. Perang Rusia-Turki pada 1877-1878 membuat Bulgaria menjadi
negara monarki konstitusional dan memperoleh kedaulatan penuh pada 1908. Setelah
Perang Dunia II pada tahun 1945 Bulgaria menjadi salah satu negara komunis dan
merupakan bagian dari Blok Timur sampai terjadi perubahan-perubahan politik di
Eropa Timur pada tahun 1989/1990 yang juga mempengaruhi politik Bulgaria
terbukti dari diizinkannya pemilihan umum multipartai oleh Partai Komunis
Bulgaria pada Juni 1990 yang dimenangkan oleh sayap moderat Partai Komunis
(Partai Sosialis Bulgaria). 15 November 1990 Republik Rakyat Bulgaria resmi
berganti nama menjadi Republik Bulgaria, negara demokrasi parlementer yang
menganut sistem kapitalisme pasar bebas.
Zhelyu Zhelev,
presiden Bulgaria pertama yang terpilih secara demokratis.
Negara Bulgaria dalam berbagai sektor :
·
Ekonomi
Bulgaria menyandarkan pendapatan ekonominya pada
produksi bahan mentah seperti emas, tembaga, besi, batu bara, bismut, kilang minyak, dan
komponen manufaktur seperti elektronika, komponen
senjata api, kendaraan, dan bahan
bangunan. Sektor industri menyumbang kira-kira 30% PDB
Bulgaria. Di Eropa, peringkat negara sebagai penghasil tembaga terbesar ke-3,penghasil
seng terbesar ke-6 ,penghasil batu bara terbesar ke-9,dan penghasil bismut terbesar
ke-10 di dunia.
Meskipun hanya punya
sedikit cadangan bahan bakar fosil, sektor energi yang telah dikembangkan
dengan baik dan lokasi geografis Bulgaria yang strategis membuatnya menjadi
kunci energi bagi Eropa.Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kozloduy dengan dua
reaktor aktif (masing-masing 1.000 megawatt) mampu memenuhi 34% kebutuhan
energi negara ini, dan pembangkit listrik tenaga nuklir lainnya dengan projeksi kapasitas produksi
sebesar 2.000 megawatt sedang dibangun. Pembangkit listrik
tenaga uap, seperti yang berada di Kompleks
Maritsa Iztok, juga memiliki produksi listrik berskala besar. Pada 2009 terjadi
percepatan penaikan produksi listrik dari sumber-sumber terbarukan seperti
angin dan matahari.
Prospek berskala besar
untuk pengembangan energi angin telah memacu
pembangunan beberapa ladang angin, menjadikan Bulgaria sebagai negara yang
mengalami pertumbuhan tercepat di dunia dalam hal produksi energi angin
·
Kesehatan
Seperti halnya
Indonesia yang memiliki BPJS Kesehatan atau Amerika Serikat yang memiliki
Obamacare maka negara Bulgaria juga memiliki perawatan kesehatan universal yang
disebut Dana Jaminan Kesehatan Nasional (NHIF). Pemerintah menganggarkan
sekitar kurang lebih 4% APBD-nya untuk kesehatan di Bulgaria. Bulgaria memiliki
181 dokter per 100.000 penduduk, hal ini diatas standart yang ditentukan oleh
Uni Eropa. Namun data yang dikeluarkan oleh National Drug Focus Centre pada
April tahun 2016 ini cukup memprihatikan karena sekitar 65.000 pelajar SMA di
Bulgaria dilaporkan setidaknya pernah mengonsumsi ganja sekali selama hidup
mereka dan sekitar 27.000 telah mencoba nerbagai jenis narkotika lain. Hal ini
sangat disayangkan dengan upaya pemerintah dalam bidang kesehatan yang tidak
diikuti dengan penanggulangan atau pencegahan pada penyebaran narkotika di
kalangan generasi muda.
Pendidikan
Gedung Rektorat Universitas Sofia
Bulgaria negara paling korup di Uni
Eropa
Pada tahun 2014
lalu untuk pertama kalinya Uni Eropa merilis laporan tentang korupsi di
negara-negara anggotanya. Situasi korupsi palin parah ditemukan di Eropa Timur
dan Eropa Selatan. Laporan tersebut tidak memuat daftar negara-negara tersebut
dalam bentuk ranking seperti yang dikatakan Komisaris Uni Eropa Cecilia
Malmstrom bahwa Uni Eropa menolak untuk memberikan ranking. Dari laporan ini
dapat dilihat perbedaan mencolok antara Eropa Barat dan Eropa Utara bila
dibandingkan dengan Eropa Timur dan Eropa Selatan namun tidak ada negara yang
benar-benar bersih dari penyogokan dan manipulasi. Cecilia Malmstrom,
komisioner urusan dalam negeri Uni Eropa, mengatakan, korupsi mengikis
kepercayaan dalam demokrasi. "Korupsi merusak kepercayaan warga terhadap
lembaga-lembaga demokrasi dan rule of law. Hal itu merugikan perekonomian
Eropa dan mengurangi penerimaan pajak yang sangat dibutuhkan," katanya.
Negara-negara
yang mendapat sorotan serius adalah Italia, Yunani, Rumania dan Bulgaria.
Laporan Uni Eropa menyebutkan banyak kasus korupsi di negara-negara ini terjadi
dalam pembagian tender untuk proyek-proyek pemerintahan. Kasus korupsi terparah
terjadi di sektor kesehatan. Situasi di Bulgaria mendapat sorotan khusus,
“Kondisi di Bulgaria benar-benar sangat, sangat serius.”, kata Malmstrom. Ia
menerangkan Bulgaria punya masalah besar menghadapi berbagai praktek korupsi
dan harus segera memikirakan langkah apa yang bisa dilakukan, termasuk
bekerjasama erat dengan Uni Eropa. Komisi Eropa menyebutkan, di lebih setengah negara
anggota, pendanaan partai politik masih rawan korupsi. 25 persen proyek
pemerintah untuk pembangunan jalan dan gedung diduga terkait dengan praktek
korupsi dan manipulasi.
Bulgaria menjadi semakin sulit
mengatasi korupsi di negaranya karena sektor paling korup di Bulgaria adalah
publik servis dan peradilannya. Dewan Peradilan Tertinggi di Bulgaria mengatur
sistem dan menunjuk para hakim yang bertugas di peradilan-peradilan daerah.
Peradilan Bulgaria menjadi satu-satunya yang paling korup dan tidak efisien di
Eropa.
Uni Eropa memberikan “hukuman” pada
Bulgaria
Bulgaria menjadi bagian atau resmi bergabung
menjadi anggota Uni Eropa pada 1 Januari 2007 bersamaan dengan bergabungnya
Rumania. Proses diterimanya Bulgaria di Uni Eropa tidaklah mudah karena Uni
Eropa mengajukan syarat Bulgaria harus membenahi banyak hal terutama korupsi
dan kejahatan terorganisir, serta reformasi ekonomi karena upah atau gaji para
pekerja di Bulgaria hanya sepertiga rata-rata negara Uni Eropa lain.
Pada awal tahun 2008 Uni Eropa
memberikan “hukuman”-nya pada Bulgaria karena dinilai gagal dalam memberantas
kejahatan terorganisir yang sudah mengakar dalam negara tersebut dengan cara
membekukan bantuan dana infrastruktur untuk Bulgaria. Lalu pada akhir tahun
yang sama Uni Eropa menarik bantuan dana sebesar 200 miliar Euro karena gagal
dalam mengatasi korupsi dan kejahatan terorganisir. Hal ini dilakukan untuk
memberi peringatan pada anggota Uni Eropa atau negara yang mau bergabung di Uni
Eropa bahwa mereka harus mengantisipasi dan mengatasi korupsi di negaranya.
Bulgaria berminat belajar anti-korupsi
dari Indonesia
Hal ini disampaikan oleh Deputi Perdana
Menteri Dalam Negeri BulgariaTsvetan Tsvetanov
ketika menerima Dubes RI untuk Bulgaria Immanuel Robert Inkirawang pada
Selasa,16 Maret 2010 lalu di Sofia. Tsvetanov tertarik dengan cara Indonesia
memberantas KKN dan pembentukkan KPK. Pemerintah Bulgaria melakukan berbagai
upaya untuk memberantas korupsi dan kejahatan terorganisasi antara lain melalui
pembentukkan tim investigasi khusus yang melibatkan pejabat dari berbagai
instansi terkait termasuk “State Agency for National Security” dan Kemendagri
Bulgaria yang membawahi Kepolisian Bulgaria serta melibatkan kerjasama
Internasional, terutama dengan Uni Eropa.
Melihat kondisi pertumbuhan ekonomi di
Bulgaria, sektor industri yang menjadi tumpuan utama ekonomi dan bukannya sektor
pertanian serta sektor pendidikan dan kesehatan yang memadai bahkan dapat
digolongkan baik maka seharusnya negara Republik Bulgaria bisa menjadi negara
berpotensi untuk “naik tingkat” namun karena tingginya korupsi dan kejahatan
terorganisasi di negara ini maka tidak dapat dipungkiri menghambat perekonomian
negara bermata uang Lev Bulgaria ini, mengakibatkan Bulgaria masih digolongkan
sebagai salah satu negara berkembang di benua Eropa.
City Center of Sofia, Capital of Bulgaria |
Varna City |
Plovdiv City |
Thaeter Plovdiv |
Pegunungan Balkan |
Rozhen Dome |
Bachkovo Monastery |
Jenis wine paling terkenal dari Bulgaria yang di ekspor ke berbagai negara
Dimiat Wine |
Mavrud Wine |
Diadakan setiap tahun pada awal bulan Juni di Bulgaria
Daftar Pustaka
Sejarah singkat Bulgaria, R.J. Crampton.
Cambridge University Press. 2005. ISBN 0-521-61637-9. Hal 271
http://m.dw.com/id/korupsi-di-bulgaria-paling-parah-di-uni-eropa/a-17407927 diakses Rabu, 6
April 2016
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/7748300.stm diakses Jumat,
8 April 2016
www.bta.bg/en/c/NW/id/1306710 diakses Jumat,
8 April 2016
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/7337210.stm diakses Kamis,
7 April 2016
http://internasional.kompas.com/read/2010/03/17/01314311/Bulgaria.Tertarik.Belajar.Antikorupsi.dari.Indonesia diakses Jumat,
8 April 2016
www.mirajsnews.com/id/108270 diakses Jumat,
8 April 2016